Selasa, 23 Agustus 2011

Part 3: Alliance for Virtue

Setelah pasukan besar itu muncul, Rai langsung kembali ke pasukannya dan menyerahkan panah itu kepada Kresna. "siapa mereka, apa yang mereka mau??", Kresna langsung membaca surat tersebut, ia berkata, "mereka adalah pasukan gabungan dari tiga koloni yang dipanggil Horus, mereka mengira kita adalah pasukan musuh, mari kita jelaskan kepada mereka.".

Ari diperintahkan menjaga pasukan sementara Rai dan Kresna menuju pasukan gabungan tersebut,"Kami ingin bertemu komandan kalian.". Para penjaga langsung mempersilahkan mereka masuk ke dalam perkemahannya, sesampainya di kemah komandan, tiba-tiba seorang wanita keluar dari kemah tersebut, "Apa yang kalian mau??", "Sepertinya terjadi sedikit salah paham diantara kita, kami ingin masuk dan menjelaskan yang sebenarnya.", "Baiklah, tapi hanya satu dari kalian yang bisa masuk.". Akhirnya Kresna sendirianlah yang masuk kesana, sementara Rai menunggu di luar.

Kresna masuk ke dalam tenda komandan, didalam sana banyak jenderal-jenderal pasukan, dan satu orang yang duduk di singgasana tertinggi dengan 2 orang disamping kiri dan kanannya, kemudian orang itu berkata,"Hai anak muda, apakah kau musuh dari dataran kelabu?", "Bukan, saya menjawab panggilan temanku Horus." , "Berarti kau adalah teman kami, perkenalkan saya adalah pemimpin koloni Badar, sekaligus pemimpin dari pasukan ini, nama saya Zairi, yang tadi menemui kalian di luar adalah putri saya, Safina (catatan: awalnya mau dikasih nama Netty, tapi ketuaan hehe), dan dua orang disebelah saya ini adalah pemimpin koloni Saber dan Causius, Rohan dan Khandar.". Kedua pemimpin itu memberi hormat kepada Kresna, yang juga dibalas oleh Kresna. Zairi langsung mengadakan perjamuan guna menghormati kedatangan Kresna. "Tuan Zairi, jenderal yang mendampingiku masih berada di luar kemah, bolehkah ia dipersilahkan masuk?", "Tentu saja boleh, putriku, tolong panggilkan jenderal itu.", "Baik, ayah.". Safina segera bergegas menuju ke luar kemah untuk memanggil Rai, Safina terburu-buru sehingga ia tidak melihat ada batu di depan, ia tersandung, namun masih bisa ditangkap oleh Rai, pandangan mereka pun saling bertemu untuk beberapa saat, Safina merasakan sesuatu yang berbeda saat menatap mata Rai, keduanya tetap bertahan di posisi yang sama untuk beberapa lama, "Anda tidak apa-apa?", "Emmm, iya.", Safina langsung melepaskan diri dari Rai, ia terlihat seperti salah tingkah, "Emm maaf, pemimpinmu memanggil jenderal.", "Oh baiklah", keduanya kemudian langsung masuk ke ruang perjamuan.

Para pemimpin itu membicarakan banyak hal dalam perjamuan mereka, akhirnya mereka sepakat untuk bersama-sama menuju koloni Krum. Ketika Kresna dan Rai tengah dalam persiapan pulang menuju kemah mereka, Safina datang menghampiri mereka, "Tunggu sebentar, ayahku berpesan bahwa ia meminta salah satu jenderal kalian sebagai pemantau di rombongan terdepan esok.", Kresna menjawab,"Baiklah akan kukirim salah satu jenderalku, sampaikan rasa terima kasihku kepada ayahmu.", "Baik tuan.", Safina kemudian mengantar mereka sampai ke gerbang perkemahan, sebelum berpisah Safina sempat bertatapan lagi dengan Rai, suatu perasaan yang menggelitik mulai tumbuh di dalam diri Safina, yang membuat Safina sendiri penasaran dibuatnya.

Mereka pun akhirnya berpisah arah, di perjalanan pulang, Kresna berkata, "Wanita adalah kelemahan terbesar bagi seorang lelaki, jadi berhati-hatilah temanku.", Rai memahami maksud perkataan Kresna, ia sebenarnya tidak memiliki perasaaan apapun dengan Safina, karena ia sudah menaruh hatinya pada seorang wanita yang sangat ia sayangi di koloni Haler, namun rasa itu tetap ia pendam jauh, di sudut tergelap dalam hatinya.

Once again it's continued

Maaf lama, pikiran ane bercabang-cabang hehehehe

Minggu, 07 Agustus 2011

Part 2: Call to Arms

Ari dan Lia yang sedang berkuda didekat pintu gerbang kemudian mendekati utusan tersebut, Lia bertanya, "Ada urusan apa kau kemari?", utusan itu menjawab,"saya diperintahkan untuk mengirimkan surat kepada pemimpin koloni ini.", "Baiklah, mari ikut kami.". Utusan itu dibawa masuk bersama dengan Lia dan Ali ke tempat pemimpin koloni Haler, Kresna.

Kresna yang sedang bercengkrama dengan Rai dan Fattah kemudian menemui utusan itu, utusan itu berkata,"saya disini memberikan surat dari pemimpin koloni kami, koloni Krum.", utusan itu kemudian menyerahkan suratnya kepada Kresna, Kresna yang membaca surat itu berkata kepada sang utusan,"Bilang kepada pemimpinmu, aku dan orang-orangku akan segera berangkat menuju kesana.".Utusan itu kemudian mohon pamit kepada Kresna dan langsung meninggalkan koloni Haler. Kelima sahabat yang penasaran akan isi surat itu kemudian bertanya kepada Kresna, ia menjawab, "Pemimpin koloni Krum, Horus, adalah sahabat lamaku, ia memintaku membantunya melawan musuhnya dari dataran kelabu (Ket: dulu adalah rusia), karena mereka banyak membuat kekacauan di daerah koloni Krum dan koloni2 sekitarnya, mereka juga kekurangan suplai makanan, dan memintaku membawakannya, karena dia adalah teman lamaku, jadi aku sangat ingin membantunya, apa kalian mau mendampingiku bertemu dengannya?". Rai kemudian berkata,"kau adalah orang yang sangat baik, tapi siapa yang akan menjaga koloni saat kita pergi?"

Kresna menjawab,"biarlah Fattah dan Lia yang menjaga koloni, kau, Ari, dan Usron serta beberapa pasukan akan mendampingiku membawa suplai makanan untuk Horus.". Rai, Ari, dan Usron menyanggupi permintaan Kresna, dan  segera bersiap-siap untuk berangkat, koloni Haler memiliki 20000 pasukan, namun hanya dibawa 5000 pasukan berkuda untuk mendampingi mereka, serta 100 kereta kuda berisi suplai makanan untuk dibawa ke koloni Krum, ketika Ari sedang mempersiapkan kudanya, tiba-tiba Lia datang menemui Ari, "Berapa lama kamu akan pergi?", "Aku tidak tahu, mungkin 1 tahun, 10 tahun, mungkin juga aku tidak kembali, karena melihat dari surat itu, ini adalah peperangan yang cukup besar.", "Aku yakin kamu pasti kembali Ari.", Lia membantu Ari menyiapkan kudanya, persiapan Ari pun selesai, sebelum Ari pergi ia berkata kepada Lia, "Aku pasti kembali, untuk persahabatan kita.". Ari memacu kudanya meninggalkan Lia, Lia merasa sedih dengan keputusan Kresna menyertakan Ari dalam pejalanannya, ia takut Ari tidak akan kembali. Lia memang memiliki perasaan terhadap Ari, namun sikap Ari yang masih menganggap Lia hanya sebagai sahabat membuat Lia masih bingung akan perasaannya. Saat Lia masih sibuk dengan pikirannya tiba-tiba Fattah datang, "Hey, jangan sedih Lia, Ari pasti kembali kok.", Fattah diam-diam mengetahui perasaan Lia ke Ari,"Fattaaaaahhhhh, apaan sih  ! ! ! ! !", Lia yang malu karena ketahuan langsung mencoba mengejar Fattah yang sudah tancap gas.

Kresna, Ari, Rai, Usron, bersama 5000 pasukan akhirnya berangkat menuju koloni Krum, seluruh penduduk koloni Haler menyemangati para kesatria2 mereka sampai ke pintu gerbang, Fattah dan Lia juga mendampingi mereka sampai ke pintu gerbang koloni, sebelum berpisah Kresna berkata kepada Fattah dan Lia,"Kalian berdua kuberi tugas menjaga koloni ini saat kami pergi, kuberi kalian dua buah kantung berisi petunjuk, buka petunjuk pertama apabila kalian diserang, kalian hanya boleh membuka kantung kedua ketika sudah tidak ada pilihan lain.". Kedua kantung itu langsung diterima oleh Fattah dan Lia, setelah itu Keempat kesatria dan pasukannya langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

Beberapa jam telah berlalu sejak pasukan Haler melakukan perjalanan menuju koloni Krum, mereka sedang beristirahat di Celah Sunda, yang menghubungkan pulau Jawa dengan Sumatra, kedua pulau tergabung karena pergerakan tanah yang sangat ekstrim 2 tahun lalu. Saat mereka ingin melanjutkan perjalanan, tiba-tiba sebuah panah dengan surat jatuh di depan pasukan Haler, ketika Rai mengambil panah itu, tiba-tiba pasukan besar langsung muncul dihadapan mereka.

To be tersanjung, eehhh bersambung hehehehe

Sabtu, 06 Agustus 2011

Kisah 5 Pelita

Part 1

Beginning of the end....

5 tahun pasca terjadinya perang nuklir membuat segala teknologi mesin tidak bisa digunakan lagi, dunia seperti kembali ke zaman pertengahan, dimana senjata2 yang ada masih merupakan panah dan pedang dan kendaraan yang bisa digunakan hanya kuda. Negara2 kuat sekarang hanya tinggal sejarah, hanya tersisa 50% manusia dan mereka membentuk koloni sendiri-sendiri.

Koloni Haler, salah satu koloni yang berada di reruntuhan candi borobudur yang rusak karena serangan pada masa lampau, adalah salah satu koloni yang memiliki persediaan pangan yang cukup baik, tanah-tanahnya masih bisa digunakan untuk bercocok tanam, dan juga mempunyai penduduk yang saling bergotong royong, tempat tinggal bagi kelima sahabat yaitu Rai, Ari, Fattah, Lia, dan Usron. Rai memiliki masa lalu yang kelam, seluruh keluarganya meninggal saat terjadi perang nuklir, ia melarikan diri ke daerah pedalaman bersama sahabat-sahabatnya, Ari, Fattah, Lia, dan Usron. Ari adalah sahabat Rai sejak kecil, keluarganya juga meninggal saat perang nuklir, ia bertemu Rai dan Lia yang ingin meninggalkan ibukota dan pergi bersama. Lia adalah sahabat dekat Rai, ia diselamatkan oleh Rai saat keluarganya meninggal satu per satu karena terkena bom nuklir, mereka berdua berusaha keluar dari ibukota dan masuk ke pedalaman. Fattah merupakan sahabat Rai dan Lia, ia berhasil menyelamatkan diri dari nuklir yang jatuh di dekat tempat pengungsian di bandara soekarno-hatta, dan bertemu dengan Rai, Ari, dan Lia di perjalanan menuju pedalaman Jawa Tengah. Yang terakhir, Usron adalah warga desa yang tinggal di dekat candi Borobudur, ia merupakan yang paling kuat diantara lima sahabat itu, ia berhasil membunuh seekor harimau yang berusaha menyerang Rai, Ari, Fattah, dan Lia, mereka berlima akhirnya bersumpah untuk menjadi sahabat yang selalu bersama hidup dan mati, kelima sahabat itu menuju candi borobudur yang merupakan tempat pengungsian yang tersisa setelah tempat-tempat pengungsian yang lain dihancurkan oleh nuklir. Tempat itu kemudian berubah menjadi koloni Haler dengan pemimpinnya yang bernama Kresna, koloni haler bertahan dari perang nuklir karena mempunyai perlindungan di bawah tanah candi borobudur. Rai, Ari, Fattah, Lia, dan Usron banyak membantu penduduk koloni Haler. Dengan bantuan mereka, koloni Haler menjadi tempat yang aman dan tentram. Namun sebuah perjalanan yang akan mengubah total kehidupan kelima sahabat itu menunggu di depan mereka.

Bunyi kuda mendekati pintu masuk Koloni Haler, "berhenti." penjaga pintu menghentikan laju kuda tersebut. Pria itu turun dari kudanya, "ada urusan apa anda datang ke koloni ini?", "saya membawa pesan dari pemimpin koloni Krum kepada seluruh koloni di daratan Asia tenggara"

Tersanjung eh bersambung....